Kisah UMKM Lado Cuisine Tembus Pasar Internasional

Tips Working Holiday Visa dan Cara Mudah Pesan Makanan Indonesia dari Luar Negeri

Lewat Fesyen dan Kuliner, Gelombang Nusantara Semakin Menggema di Paris

Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Ini Langkah Master Bagasi dan Rumah BUMN

Kiriman Barang dari RI ke Eropa Membludak Jelang Idul Adha

Master Bagasi & KJRI Osaka Siap Dorong Nusantara Wave ke Panggung Global

News thumbnail
Kontan
Kisah UMKM Lado Cuisine Tembus Pasar Internasional

Sukses memasarkan produk hingga mancanegara jadi impian banyak pengusaha. Kisah inilah yang dialami pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM kuliner Lado Cuisine lo.


Makanan pedas khas Minang ini kini berhasil menembus pasar internasional lewat platform cross-border e-commerce Master Bagasi.Didirikan pada masa pandemi, Lado Cuisine awalnya hanya menyasar teman-teman diaspora Indonesia yang sedang mudik ke tanah air.


Berbekal keberanian untuk bangkit di masa sulit, usaha ini perlahan berkembang hingga kini dikenal di mancanegara.


Namun, perjalanan menuju pasar luar negeri tentu tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan regulasi ekspor makanan, terutama ke Australia yang justru menjadi negara dengan basis pelanggan terbesar Lado Cuisine.


Founder sekaligus CEO Master Bagasi Amir Hamzah menyebutkan, karena tantangan tersebutlah, Master Bagasi hadir di tengah-tengah pemilik brand atau produk asli Indonesia, yakni sebagai jembatan yang menghubungkan produk asli Indonesia dengan diaspora di luar negeri. 


Hamzah bilang, Master Bagasi tidak hanya berfokus untuk menjual produk Indonesia, tetapi memastikan rasa rindu diaspora akan produk Indonesia dapat tersampaikan.


Sebaliknya produk Indonesia bisa hadir di panggung dunia karena kita semua tahu bahwa produk lokal juga bisa bersaing dengan produk luar.

"Kami akan selalu berusaha mendampingi pemilik brand lokal agar produknya bersinar tidak hanya di Indonesia, tetapi sampai mancanegara," ungkapnya dalam keterangan resmi Senin (13/10).


Sekedar informasi saja Moms, Master Bagasi merupakan platform crossborder e-commerce yang bisa diunduh melalui Google Play Store maupun App Store.Saat ini, lebih dari 20.000 diaspora dan warga dunia dari 130 negara dapat berbelanja lebih dari 10.000 produk terbaik Indonesia dari lebih dari 400 brand lokal melalui Master Bagasi.


“Pertama kali saya mengenal Master Bagasi ketika sedang mencari jasa kargo untuk reseller Lado di Gold Coast, Australia. Dari situ saya memutuskan menggunakan layanan Master Bagasi karena terpercaya, komunikatif, dan memiliki harga flat door delivery,” ungkap Agung Kinshasa Oktriana, Pemilik Lado Cuisine.


Peran Master Bagasi sangat krusial bagi Lado Cuisine. Bukan hanya sekadar mitra logistik, Master Bagasi juga membantu meningkatkan brand awareness lewat jejaring dan kanal digital yang dimilikinya.


Dampaknya terasa signifikan: semakin banyak pelanggan dari berbagai negara yang kini mengenal Lado Cuisine.


“Alhamdulillah, tanggapan pelanggan internasional positif. Mereka senang bisa tetap menikmati cita rasa asli Indonesia, meski tinggal jauh di luar negeri,” tambah pria yang akrab dipanggil Shahsa ini.


Saat ini, Australia menjadi pasar utama Lado Cuisine. Namun, Shahsa optimistis memperluas jangkauannya ke negara-negara lain.


Menurut Shahsa, keunggulan Master Bagasi dibanding platform lain adalah layanan yang memuaskan, komunikasi tim yang lancar, serta dukungan teknologi cross-border e-commerce yang membuat proses penjualan dan pengiriman produk ke luar negeri semakin mudah.


“Harapannya, ke depan Lado Cuisine bisa semakin sukses dan melakukan upselling lebih gencar lagi,” kata Shahsa.


Kisah Lado Cuisine ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM Indonesia mampu menembus pasar global dengan dukungan teknologi, logistik, dan ekosistem yang tepat.

News thumbnail
Medium
Tips Working Holiday Visa dan Cara Mudah Pesan Makanan Indonesia dari Luar Negeri

Program Working Holiday Visa (WHV) makin banyak dilirik anak muda Indonesia. Dengan visa ini, seseorang bisa tinggal di luar negeri selama setahun untuk bekerja sambil liburan. Asik banget ya?!

Berikut rangkuman sekaligus tips penting kalau ingin mencoba program WHV. Bisa banget dicoba loh.


Fakta Seputar WHV

1. Diluncurkan Pertama Kali Tahun 1975

Program WHV pertama kali dibuat oleh Pemerintah Australia. Awalnya ditujukan untuk backpacker muda agar bisa membiayai perjalanan mereka sambil kerja kasual. Kini, lebih dari 40 negara punya skema serupa;


2. Kuota Terbatas, Persaingan Ketat

Untuk Indonesia, WHV ke Australia hanya menyediakan 1.000 kuota per tahun. Pendaftarannya dibuka sekali setahun dan bisa habis dalam hitungan jam. Jadi, benar-benar harus siap siaga saat registrasi;


3. Ada Batas Usia

Umumnya WHV hanya terbuka untuk usia 18–30 tahun. Beberapa negara, seperti Kanada dan Irlandia, memperbolehkan hingga usia 35 tahun;


4. Jenis Pekerjaan Lebih ke Casual atau Seasonal

Peserta WHV biasanya bekerja di restoran, kafe, hotel, perkebunan, atau peternakan. Tujuannya bukan karier formal, melainkan pengalaman internasional dan pendanaan untuk perjalanan;


5. Pengalaman yang Bisa Jadi Batu Loncatan

Banyak alumni WHV yang kemudian melanjutkan studi, dapat pekerjaan permanen, atau bahkan memulai usaha internasional. Networking yang diperoleh selama program seringkali jadi nilai tambah besar.


Cara Supaya Diterima Program WHV

Penasaran bagaimana caranya supaya keterima WHV. Begini caranya:

~ Pantau Situs Resmi Imigrasi

Jangan percaya calo. Untuk Australia, pendaftaran resmi hanya lewat situs immi.homeaffairs.gov.au . Negara lain juga punya portal resmi masing-masing.


~ Persiapkan Dokumen Sejak Awal

Dokumen umum yang dibutuhkan:

- Paspor dengan masa berlaku panjang

- Bukti tabungan (sekitar AUD 5.000 untuk Australia)

- Asuransi kesehatan

- CV singkat

- Surat rekomendasi kerja (opsional tergantung negara)


~ Perhatikan Kemampuan Bahasa

Bahasa menjadi hal krusial jika kamu ikut WHV. Karena itu, bahasa menjadi salah satu syarat utamanya. Australia, misalnya, meminta bukti kemampuan bahasa Inggris dengan skor IELTS minimal 4.5. Negara lain mungkin punya syarat berbeda, jadi pastikan cek detailnya.


~ Cepat Daftar Saat Registrasi Dibuka

Karena kuotanya terbatas, siapa cepat dia dapat. Banyak pendaftar gagal hanya karena telat beberapa jam. Jadi pastikan kamu mendaftar di waktu yang sudah ditentukan ya!


~ Siap Mental & Fisik

Ingat, banyak pekerjaan WHV sifatnya fisik—seperti memetik buah atau kerja di restoran. Jadi pastikan kamu siap secara kesehatan dan stamina. ga sedikit orang yang gagal di tengah jalan karena ga kuat dengan pekerjaan fisiknya.


~ Jangan Menyerah Kalau Gagal

Kalau belum lolos tahun ini, coba lagi di tahun berikutnya. Banyak peserta berhasil setelah mencoba 2–3 kali.

WHV bukan sekadar “kerja sambil liburan”, tapi juga pintu menuju pengalaman hidup lintas budaya. Dari petik apel di Australia, jadi barista di Selandia Baru, hingga bekerja di hostel di Jepang—semuanya bisa jadi kisah yang membentuk masa depanmu.


Dan buat para peserta WHV atau diaspora muda Indonesia yang kangen cita rasa rumah, kini ada solusi: Master Bagasi, aplikasi super lintas negara yang bisa menghubungkan kamu dengan produk asli Indonesia. Jadi meski tinggal ribuan kilometer dari tanah air, kamu tetap bisa menikmati camilan khas, kopi lokal, hingga produk kebutuhan harian langsung dikirim ke tempatmu berada.

News thumbnail
voi.id
Lewat Fesyen dan Kuliner, Gelombang Nusantara Semakin Menggema di Paris


JAKARTA – Paris, Prancis, merupakan daya tarik bagi masyarakat dunia karena dianggap sebagai kiblat mode budaya global dan pintu gerbang dunia. Dengan status ini, Paris dinilai sangat potensial untuk memperkuat eksistensi fesyen Indonesia, khususnya batik, tenun, dan desain etnik lainnya.

Hal ini terlihat dari keterlibatan Indonesia dalam ajang Paris Fashion Week selama dua tahun berturut-turut. Partisipasi ini dianggap sebagai fondasi penting yang harus terus dilanjutkan.


“Paris dan masyarakatnya sangat antusias terhadap fesyen. Ini adalah kekuatan kita. Keikutsertaan dalam Paris Fashion Week membuka mata dunia terhadap keindahan karya desainer Indonesia. Semoga hal ini terus berlanjut,” ujar Atase Perdagangan KBRI Paris, Harry Putranto, saat menerima audiensi Master Bagasi di kantor KBRI Paris, dalam keterangan resmi pada Selasa, 29 Juli 2025.


Selain fesyen, KBRI juga menyoroti kuliner Indonesia yang semakin digemari di Paris. Khususnya kopi Indonesia dan gula aren, yang merupakan produk langka namun dicari dan memiliki pasar loyal di Prancis maupun negara Eropa lainnya. Melihat popularitas fesyen dan kuliner Indonesia yang terus meningkat, gelombang budaya “Nusantara Wave” kini juga semakin menggema di Paris, Prancis. Untuk itu, dalam rangka menjembatani kebutuhan ribuan Diaspora Indonesia di Paris, Master Bagasi bersama Bentala Project mengadakan audiensi strategis dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris.


“Nusantara Wave adalah bentuk diplomasi dari rakyat untuk dunia. Ini bukan sekadar promosi budaya, tetapi bagaimana produk kita—dari sambal, kopi, hingga batik—benar-benar hadir di rumah orang-orang, dan menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari,” jelas Yola Tasja Fadhilah, Kepala Logistik Master Bagasi.


Diplomasi baru yang mengedepankan peran masyarakat, khususnya pelaku merek lokal dan diaspora, semakin digemakan untuk memperkenalkan Indonesia melalui produk dan budaya yang bisa langsung diakses dan dirasakan oleh dunia.

KBRI Paris sendiri membuka ruang luas untuk mendukung kegiatan ini. Seperti memberikan akses nyata dan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan diplomatik, serta promosi budaya Indonesia di Prancis dan Eropa.


“Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan Master Bagasi. Akan ada banyak ruang sinergi untuk mendukung diplomasi ekonomi dan budaya Indonesia di Prancis dan Eropa,” tutup Harry Putranto.

News thumbnail
Kontan
Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Ini Langkah Master Bagasi dan Rumah BUMN

Dalam pengembangan usaha, hampir setiap pelaku usaha melakukan berbagai strategi untuk menjangkau pasar hingga mancanegara. Melihat hal itu, crossborder e-commerce, Master Bagasi terus mendorong produk lokal untuk menembus pasar global.


Salah satunya dengan melakukan gerakan Nusantara Wave. Hal ini diperkuat dengan dukungan dari Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendukung dan membina UMKM sehingga memperkuat peran dan sinergi antara BUMN dan ekonomi lokal.


Founder dan CEO Master Bagasi Amir Hamzah mengatakan, dukungan dari Rumah BUMN menunjukkan Master Bagasi sangat relevan dalam membuka peluang bagi pelaku UMKM dan produk lokal bersaing di mata rantai perdagangan dunia.



Selain itu, Hamzah menegaskan, dukungan ini menunjukkan gerakan Nusantara Wave sebagai bentuk kampanye budaya dan produk lokal dari Indonesia seperti dilakukan berbagai negara lainnya, yaitu Cool Japan dan Korean Wave (Hallyu).


"Nusantara Wave bukan hanya tentang ekspor, tetapi ini tentang ekspresi. Kita hadir ke dunia dengan identitas, bukan imitasi. Budaya, diaspora, dan teknologi adalah layar utama kita," katanya.


"Dalam hal ini, brand dan produk lokal adalah isi perahu yang membawa cerita Indonesia," ujar dia dalam keterangan resmi Kamis (3/7).


Hamzah menambahkan, saat ini, Master Bagasi juga tengah mengampanyekan Nusantara Wave melalui Bentala Project. Harapannya, gelombang kesadaran kolektif ini dapat membawa produk Indonesia yang layak dan mampu bersaing di panggung global.


"Kami percaya bahwa kolaborasi antara brand lokal, diaspora, dan teknologi akan menjadi kekuatan strategis dalam membangun kedaulatan ekonomi bangsa," ucap Hamzah.


Sebelumnya, dukungan Rumah BUMN ke Master Bagasi diperoleh melalui kunjungan langsung para pimpinan Rumah BUMN berbagai wilayah di kantor Master Bagasi. 


Pertemuan ini dihadiri oleh Aziz Masykur (CEO Rumah BUMN Yogyakarta), Priyo Pamungkas (Plt. CEO/CFO Rumah BUMN Jateng 2), Nendra Yelena (CEO Rumah BUMN Jakarta 1), serta Oktavianis dan Gregy Aditya H (CEO Rumah BUMN Jakarta 2).


Pertemuan tersebut juga merupakan tindak lanjut dari audiensi daring sebelumnya bersama Priyo Pamungkas, diaspora Indonesia yang pernah menetap di Inggris.


Ia terinspirasi oleh kolaborasi antara Bentala Project Indonesia dan PPI Glasgow yang menampilkan produk serta budaya Indonesia dalam acara global "BPI Goes To."


"Brand lokal Indonesia harus mulai berpikir dan bertindak secara global. Potensinya besar, tinggal bagaimana kita menjahit ekosistem yang tepat dan membuka akses pasar," ujar Priyo.


Pertemuan ini juga menjadi momen strategis dalam mendorong kolaborasi antara brand lokal dengan ekosistem ekspor digital. Dalam audensi tersebut, para pimpinan Rumah BUMN dan tim Master Bagasi mengeksplorasi beragam peluang kolaborasi,


Misalnya, pemanfaatan platform digital seperti Master Bagasi sebagai kanal ekspor produk lokal, penguatan peran diaspora sebagai penghubung budaya dan pasar global, serta diplomasi budaya melalui festival bulanan BPI Goes To yang menghadirkan Indonesia ke berbagai kota dunia.


Kolaborasi antara Master Bagasi dan Rumah BUMN diharapkan dapat membangun jalur ekspor berkelanjutan yang dapat diakses brand serta produk lokal secara inklusif.


Melalui inisiatif Bentala Project yang jadi bagian dari Nusantara Wave, Master Bagasi berkomitmen menjadi jembatan antara inisiatif lokal dan panggung internasional dengan menjahit berbagai kekuatan yang sudah ada: pelaku brand lokal, pembina Rumah BUMN, komunitas diaspora, dan teknologi digital.

News thumbnail
Detik.com
Kiriman Barang dari RI ke Eropa Membludak Jelang Idul Adha

Hari Raya Idul Adha merupakan perayaan besar bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia. Hari Raya Qurban ini dijadikan momen untuk menumbuhkan rasa sayang terhadap sesama. Dalam syariat Islam, biasanya umat muslim yang dikaruniai kemampuan akan menyembelih hewan Kurban mereka seperti Kambing, Sapi, dan Kerbau yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat.


Perayaan Hari Raya Qurban juga diwarnai dengan tradisi unik di berbagai belahan dunia. Tidak hanya di Indonesia saja, berbagai negara dengan penduduk muslim pun punya tradisi yang bervariasi, terutama soal makanan dan kue yang menjadi pelengkap di momen hari raya qurban.


Selain itu, hari raya qurban juga dijadikan momen untuk berkumpul bersama keluarga untuk saling memaafkan, makan bersama, dan memberikan hadiah kepada orang yang kita sayangi.


Namun bagaimana dengan WNI yang jauh dari kampung halaman dan keluarga?


Mereka tidak dapat merasakan kehangatan kumpul dan makan bersama di momen Idul Adha in dengan keluarganya, pastinya akan terasa sedih sekali, bukan?


Kali ini para WNI punya cara yang berbeda untuk mengobati rasa sedihnya sebelum hari raya qurban.


Para WNI yang di luar negeri meminta agar dikirimkan makanan, seperti kue kering yang biasanya menjadi pelengkap di momen hari raya qurban.


Dengan banyaknya permintaan kiriman barang dari Indonesia, membuat para layanan pengiriman banjir orderan, Salah satunya yaitu Master Bagasi. Tercatat sudah hampir 5 ton lebih paket barang siap kirim keluar negeri.


Angka yang cukup tinggi, mengingat dari hari raya qurban tahun lalu. Pengiriman barang paling banyak menuju UK dan negara Eropa lainnya, hal tersebut membuat para pekerja di Master Bagasi menambah waktu jam kerja (lembur).


"Alhamdulillah Hari Raya Qurban emang membawa keberkahan untuk kita semua. Setiap hari paket barang pengiriman terus bertambah. Ini dikarenakan dengan layanan pengiriman kita yang terjangkau murah, cepat, dan aman. jadi mereka lebih memilih pengiriman barangnya di kita," kata Executive VP master bagasi, Raihan Nurwulan.


Di prediksi paket barang akan terus bertambah sampai H-7 hari Raya Qurban, master bagasi sudah mempersiapkan hal tersebut dengan cara membuka lowongan untuk para freelance yang mau menambah penghasilan.


Sejauh ini terhitung ada 10 orang new-freelance yang membantu khususnya pada unit Purchase & Warehouse (packing).


"Kita akan tambah lagi personil para freelancer untuk membantu kita melayani paket yang luar biasa membludak," tutur Chief Executive Officer master bagasi, Amir Hamzah.


Jadi master bagasi sudah punya solusi untuk mengatasi ratusan paket yang membludak, master bagasi menjamin paket kiriman sampai tepat waktu.


News thumbnail
JPNN.com
Master Bagasi & KJRI Osaka Siap Dorong Nusantara Wave ke Panggung Global

Master Bagasi, cross border e-commerce pertama di Indonesia, siap mendorong perluasan jangkauan budaya dan potensi ekonomi kreatif Indonesia ke pasar global melalui kolaborasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka. 


Hal ini diwujudkan melalui Nusantara Wave yaitu sebuah gerakan strategis untuk memperkuat identitas bangsa dengan menyebarkan kekayaan budaya ke dunia melalui produk, cerita, dan inovasi yang mempresentasikan Nusantara dan mendukung visi Indonesia Emas 2045. 


Kolaborasi Master Bagasi dengan KJRI di Osaka ditandai dengan audiensi yang berlangsung pada Minggu (4/5) lalu sebagai tindak lanjut dari audiensi dengan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka, Didit Akhdiat Suryo. 


Amir Hamzah selaku Founder sekaligus CEO Master Bagasi menekankan bahwa kolaborasi strategis ini menjadi bentuk komitmen Master Bagasi untuk mempertahankan serta memperluas Nusantara Wave sehingga budaya dan potensi ekonomi Indonesia bisa mengglobal. 


“Kami bukan hanya sekedar bisnis, tetapi juga sebagai wadah untuk membawa budaya Indonesia ke mata dunia,” ungkap Hamzah. Dody selaku Konsul Jenderal Republik Indonesia di Osaka pun mengungkapkan apresiasinya terhadap Nusantara Wave yang diperkenalkan oleh Master Bagasi melalui Bentala Project. 


“Gerakan Nusantara Wave ini memiliki positioning yang kuat untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui produk, cerita, dan inovasi,” ujar Dody. Dalam pemaparan visinya, tim Bentala menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai kekuatan budaya global, tetapi masih kurang memiliki satu narasi kuat sebagai soft power.


Bentala Project hadir membawa misi “Indonesian Products and Talents for the Global Market.

 “Misi ini kami perkenalkan dengan tiga pilar utama: kolaborasi diaspora dan instansi dalam-luar negeri, platform inklusif bagi talenta dan produk lokal, dan penguatan positioning budaya dan inovasi Indonesia di pasar dunia,” ungkap Enzelia selaku Head of Bentala Project. 


Dalam pertemuan ini, Master Bagasi juga memperkenalkan dan mendemonstrasikan Aplikasi Master Bagasi yang telah menjangkau lebih dari 90 negara dan 500 brand Indonesia. 


Dalam diskusi, Andi Camelia selaku Deputy Chief KJRI di Osaka turut menyampaikan dukungan serta masukan penting terkait regulasi ekspor-impor di Jepang. 

Menanggapi hal ini, Enzelia menegaskan bahwa Master Bagasi bukan distributor komersial, melainkan platform cross border e-commerce yang menyediakan produk lokal Indonesia untuk kebutuhan diaspora. Selain itu, Master Bagasi juga akan secara terus menerus memperkuat edukasi pengguna terkait regulasi pengiriman barang.

Loading...